Mari Meneliti dan Menerbitkan Buku
Sejarah bangsa-bangsa di dunia tidak
lepas dari ekspansi kekuasaan. Dan ketika masyarakat dunia mulai mengecam
penjajahan terhadap bangsa lain, bermunculanlah kelompok-kelompok penjajah
tanah airnya sendiri.
Apakah islam, sebagai sebuah agama dan
kebudayaan terbesar di dunia, telah dijadikan komoditas oleh sebuah bangsa atau
kelompok dalam upaya menguasai suatu bangsa,
sepanjang sejarah perkembangan islam, sepeninggal Rasulullah?
Pertanyaan ini
sangat menggelitik saya. Mengingat banyaknya kelompok-kelompok dalam umat islam
yang menyuarakan bahwa kelompok merekalah yang paling benar. Bukan tidak
mungkin, telah terjadi penyitiran hadits-hadits yang dipaksakan untuk
dilaksanakan serta beberapa hadits yang sengaja disembunyikan dalam rangka
menekan kekritisan masyarakat demi melanggengkan sebuah kekuasaan.
Sebagai
contoh. Saya pernah diberi analogi oleh seorang ulama begini, "Sunah itu
adalah perbuatan dan ucapan Rasulullah. Dan mengikuti sunah itu adalah wajib
bagi seorang muslim sebagaimana yang ditegaskan Allah dalam Al-qur'an agar kita
menta'ati Rasulullah. Karena itu, sangatlah berdosa bila kita tidak berpakaian,
berjalan, makan dan minum bahkan berdakwah seperti cara yang diajarkan beliau.
Dan orang yang tidak mengikuti sunah adalah sesat."
Apakah ujaran
dari ulama di atas sebagai salah satu bentuk politisasi agama? Ataukah murni
menegakkan syari'at? Benarkah berislam hanya sebatas mengerjakan apa yang
Rasulullah kerjakan semata? Ataukah islam sangat terbuka dengan segala macam
perkembangan meski belum pernah dialami Rasulullah sebagaimana keyakinan
kelompok islam yang lain? Bila telah terjadi politisasi agama, untuk siapakah?
Mari kita
surutkan ingatan pada peristiwa yang belum lama terjadi di tanah air. Ketika
terjadi perseteruan antara kaum syiah dan sunni, yang sampai berujung pada
bentrokan. Peristiwa yang terjadi bersamaan dengan memanasnya hubungan
Amerika-Israil dengan Iran. Dan pada saat bersamaan Iran sedang gencar mempropagandakan
kemajuan pesat teknologi militer yang mereka punya. Siapa yang diuntungkan?
Amerika-Israil? Kenapa kita tidak mencoba mengkritisi keberadaan Arab Saudi
yang berbeda paham keagamaan dengan Iran?
Tulisan ini
saya tuangkan dalam rangka mengajak para penulis yang peduli dengan
perkembangan umat islam, khususnya di Indonesia untuk sama-sama melakukan
kajian kritis demi mendapatkan sebuah rumusan pemikiran tentang bagaimana cara
berislam yang bersih dari politisasi agama untuk menghindari perpecahan umat.
Kirimkan hasil
kajian anda dalam bentuk esai (jumlah halaman bebas) ke email
iben.nuriska@yahoo.com (attachment file).
Naskah yang
masuk akan diseleksi dan Insya Allah akan diterbitkan dalam bentuk buku.
Setiap penulis
boleh mengirimkan lebih dari satu naskah dan hanya dipilih satu naskah terbaik.
Setiap penulis
berhak atas royalti penjualan.
Naskah
diterima paling lambat 31 Oktober 2012 jam 23.59 WIB.